A.
Pengertian
Zat Gizi
Pengertian zat gizi menurut buku Prinsip
Dasar Ilmu Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses kehidupan.
Menurut Kamus Gizi zat gizi
adalah substansi dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup sehat,
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Di dalam tubuh zat-zat gizi tersebut
berfungsi sebagai sumber energi/tenaga (utamanya karbohidrat dan lemak), sumber
zat pembangun (protein), terutama untuk pertumbuhan, perkembangan, pertahanan
dan perbaikan jaringan tubuh, serta sumber zat pengatur (vitamin dan mineral).
Bila kekurangan/kelebihan dapat menyebabkan perubahan karakteristik biokimia
dan fisiologis tubuh.
B.
Pengertian
Makro Gizi
Zat gizi Makro adalah
zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram.
“Makro” berarti besar, zar gizi
makro adalah zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk
menjalankan fungsinya dalam tubuh. Zat-zat gizi makro terdiri dari zat gizi
yang dapat menghasilkan kalori atau energi. Zat gizi dapat mahkluk hidup
peroleh dari makanan. Zat – zat gizi yang termasuk ke dalam golongan zat gizi
makro adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
C.
Akibat
Makro Gizi Dalam Sistem Imun
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi
utama bagi manusia.
Fungsi dari karbohidrat antara lain:
1)
Sebagai sumber energi
2)
Pemberi rasa manis pada makanan
3)
Penghemat protein
4)
Pengatur metabolisme lemak
5)
Membantu pengeluaran feses
Ekskresi karbohidrat
Dalam waktu 1-4 jam setelah makan,
serat makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dapat dicerna memasuki usus
besar untuk difermentasikan oleh mikoorganisme. Produk utama fermentasi
karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen, metan dan
asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap. Pada kadar rendah, sebagian
besar gas-gas hasil fermentasi akan dikeluarkan melalui paru-paru, tetapi bila
melampui kemampuan kolon untuk mengabsorpsi, gas akan dikeluarkan melalui anus
(flatus).
Sumber
karbohidrat terdapat dalam padi-padian/serealia, umbian-umbian,
kacang-kacangan, gula; hasilolahan seperti mie, roti, bihun, tepung-tepungan,
selai, sirup.
Kekurangan
karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya kurang gizi.
Sedangkan apabila terlalu berlebih karbohidrat akan menimbulkan obesitas.
2.
Protein
Protein pertama kali diperkenalkan
oleh ahli kimia Belanda bernama Gerardus Mulder (1802-1880). Protein adalah
bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Protein mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein
terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat oleh ikatan peptida.
Protein adalah zat yang
tersusun dari berbagai asam amino. Protein di dalam tubuh diubah menjadi asam
amino. Asam amino diedarkan melalui pembuluh darah dan jantung. Dari 26 macam
asam amino, tubuh kita membutuhkan 10 macam asam amino yang tidak dapat dibuat
dalam tubuh kita. Jika satu saja dari kesepuluh itu tidak ada, maka tubuh akan
mengalami gangguan seperti HO (hongeoredema) atau busung lapar, yaitu
tertimbunnya cairan dalam jaringan tubuh. Sedangkan kekurangan protein yang
diderita oleh bayi disebut kuasiorkor. Kelebihan asam amino tidak dapat
disimpan dan akan dirombak menjadi urea.
Fungsi dari protein diantaranya :
1)
Membantu proses pertumbuhan dan pemeliharaan
2)
Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
3)
Mengatur keseimbangan air
4)
Memelihara netralitas tubuh
5)
Membentuk antibodi
6)
Mengangkut zat-zat gizi
7)
Sumber energi
Sumber
protein yg baik adalah bahan makanan hewani seperti telur, susu, daging,
unggas, ikan, kerang . selain itu, ada juga sumber protein nabati seperti
kacang-kacangan & hasil olahnya tahu, tempe, dengan asam amino pembatas
metionin. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah kandungan protein. Protein
tidak komplit dengan asam amino pembatas lisin.
Kekurangan
protein dapat menimbulkan penyakit kwashiorkor, marasmus. Sedangkan kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, demam, dan obesitas.
Akibat kekurangan dan kelebihan
protein.
• Kekurangan
Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan
yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti kurang kalori protein
(kkp), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara
berkembang. pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit
menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan
anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi. Kurang kalori protein
disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan
kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah
sedikit, misalnya vitamin dan mineral). Terdapat tiga jenis kkp, yaitu:
a.
Kkp Kering : Jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi. Kkp kering
disebut marasmus, merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh.
Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan sangat sedikit makanan.
Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh.
Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.
Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.
b.
Kkp Basah : Jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan. Kkp
basah disebut kwashiorkor, yang dalam bahasa afrika berarti 'anak pertama-anak
kedua'. Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita
kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian
asi ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut mendapatkan makanan yang
jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan asi, sehingga tidak
tumbuh dan berkembang. Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas
dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang mengakibatkan: tertahannya cairan
(edema), penyakit kulit dan perubahan warna rambut. Anak yang menderita
kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya lebih besar
daripada anak yang menderita marasmus.
c.
Kkp Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara kkp kering dan kkp
basah. Kkp menengah disebut marasmik-kwashiorkor.
anak-anak yang menderita kkp ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus.
anak-anak yang menderita kkp ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus.
Tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan
sebagai kalori:
·
Cadangan karbohidrat yang disimpan
dalam hati habis terpakai
·
Protein di otot dipecah untuk
menghasilkan protein baru
·
Cadangan lemak dipecah untuk
menghasilkan kalori.
Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan.
Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan.
Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru.
akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan
terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema.
Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati). Kekurangan protein akan menganggu: pertumbuhan badan, sistem kekebalan, kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan, produksi enzim dan hormon.
Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati). Kekurangan protein akan menganggu: pertumbuhan badan, sistem kekebalan, kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan, produksi enzim dan hormon.
Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare. perkembangan
tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa
terjadi keterbelakangan mental. Biasanya anak yang menderita marasmus tampak
lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.
• Kelebihan
Protein secara berlebih tidak menguntungkan bagi tubuh. Makanan yang
tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat dapat menyebabkan obesitas.
Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu metabolisme
protein yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena
bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai.
Malah kalo kadar protein terlalu tinggi bisa-bisa kalsium keluar dari tubuh. Ini kan bisa jadi penyebab osteoporosis.
Malah kalo kadar protein terlalu tinggi bisa-bisa kalsium keluar dari tubuh. Ini kan bisa jadi penyebab osteoporosis.
Karena protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan asupan
protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya keasaman darah dan
jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan pencernaan, seperti kembung,
sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis.
Protein: arginin dan glutamin.
Lebih efektif dalam memelihara fungsi imun tubuh dan
penurunan infeksi pasca-pembedahan. Arginin mempengaruhi fungsi sel T,
penyembuhan luka, pertumbuhan tumor, dans ekresi hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam
amino semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan
makrofag, meningkatkan fungsi sel T dan neutrofil.
3.
Lemak
Lemak makanan adalah kandungan lemak
yang terdapat dalam semua bahan
makanan dan minuman. Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak
dibutuhkan untuk menjaga kelan gsungan hidup manusia.
Peran lemak
adalah menyediakan energi sebesar 9
kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi
tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah
adanya suatu penelitian yang
menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung
koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan
respons antibodi, dan kelebihan intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel
T. Konsumsi tinggi asam lemak omega 3 dapat menurunkan sel helper,
produksi cytokine.
Beta-glucan.
Adalah
sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragiroti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa
studi menunjukkan bahwa betaglucan dapat mengaktifkan sel darah putih
(makrofag dan neutrofil).
Hormon
DHEA.
Studi
menggambarkan hubungan signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsiimun pada
kelompok orang tua yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah.
Juga wanita menopause mengalami peningkatan fungsi imun dalamwaktu 3minggu
setelah diberikan DHEA
Jenis-jenis
lemak
Makanan
berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya,
dikenal lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan
fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang
membentuk dinding sel, timbunan
lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara garis
besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang
berasal dari hewan dan
lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan
tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan
dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan
dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan.
Di dalam
makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible) maupun tidak
langsung. Lemak tampak secara langsung, seperti misalnyapada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak tampak (invisible)
biasa terdapat di dalam biskuit.
Fungsi
Di dalam tubuh manusia, lemak dibagi
menjadi dua kelompok yaitu lemak struktural dan lemak fungsional. Lemak struktural adalah bagian dari dinding sel. Sedangkan, lemak fungsional dapat berupa hormon
steroid, prostaglandin, dan timbunan lemak yang
dapat dipakai sebagai cadangan energi. Pada dasarnya, lemak makanan (dietary
fat) memiliki fungsi untuk menyediakan energi jangka panjang, memberikan
rasa kenyang setelah makan, membantu pembuatan hormon, membentuk bagian otak dan sistem
saraf, membentuk membran sel untuk setiap sel di dalam
tubuh, mengangkut vitamin A, D, E, dan K ke seluruh tubuh, membantu mengatur
suhu tubuh, serta menyediakan dua asam lemak esensial (seperti asam linoleat dan asam
linolenat) yang tidak bisa dibuat sendiri oleh
tubuh manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar